Harga Kelapa dan Santan Naik di Kepri karena Ekspor, Disperindag Berupaya Stabilkan
Kepulauan Riau (Kepri) – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kepulauan Riau (Kepri) mengungkapkan bahwa kenaikan harga kelapa dan santan di daerah tersebut disebabkan oleh tingginya permintaan ekspor kelapa ke luar negeri. Kenaikan ini tidak hanya terjadi di Kepri, tetapi juga di seluruh Indonesia.
Kenaikan Harga Kelapa dan Santan karena Ekspor
Aries Fhariandi, Kepala Disperindag Kepri, menjelaskan bahwa harga kelapa yang digunakan untuk produksi santan mengalami kenaikan signifikan di seluruh Indonesia. “Permintaan ekspor yang tinggi menyebabkan harga kelapa dan santan meningkat, yang tentunya menguntungkan bagi petani,” katanya pada Jumat (27/01/2025).
Sebagai langkah untuk mengatasi lonjakan harga, Disperindag Kepri mengaku akan berkoordinasi dengan asosiasi industri kelapa di Kepri dan melakukan upaya untuk menstabilkan harga. Salah satunya dengan merencanakan pembatasan ekspor sementara. “Kami akan berusaha untuk menjaga agar harga kelapa dan santan tidak melonjak terlalu tinggi,” tambah Aries.
Tindakan Pemerintah untuk Menstabilkan Harga Kelapa dan Santan
Pemerintah daerah melalui Disperindag Kepri juga mengusulkan kebijakan pengenaan tarif ekspor untuk menyeimbangkan antara pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan permintaan luar negeri. Namun, kebijakan ekspor ini berada di bawah kewenangan Pemerintah Pusat, dan Disperindag Kepri hanya dapat mengajukan usulan tersebut.
DPRD Kepri Soroti Ekspor Kelapa ke Luar Negeri
Wahyu Wahyudin, Sekretaris Komisi II DPRD Kepri, menanggapi fenomena tersebut dengan mengingatkan pentingnya memenuhi kebutuhan kelapa untuk konsumsi lokal terlebih dahulu sebelum dilakukan ekspor. “Kebutuhan kelapa untuk konsumsi dalam negeri harus menjadi prioritas utama,” tegasnya.
Wahyu juga mencatat bahwa permintaan kelapa bulat di pasar internasional semakin meningkat, namun hal ini tidak boleh mengesampingkan kebutuhan pasokan kelapa untuk industri lokal. “Kami tidak ingin kelapa yang seharusnya digunakan untuk pasar lokal justru sepenuhnya dialihkan untuk ekspor,” tambahnya.
Kenaikan Harga Santan Resahkan Masyarakat
DPRD Kepri juga menyoroti lonjakan harga santan yang kini mencapai Rp30.000 per kilogram. Kenaikan harga yang signifikan ini dirasakan sangat memberatkan masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah yang sangat bergantung pada bahan pangan ini untuk kebutuhan sehari-hari. “Harga yang melambung tidak sebanding dengan daya beli masyarakat yang semakin tertekan,” ujar Wahyu.
Transparansi dalam Ekspor dan Kerjasama dengan Petani Kelapa
Wahyu juga mengimbau agar para pengusaha kelapa lebih transparan dalam melaporkan jumlah kelapa yang akan diekspor. Ia menekankan pentingnya kerjasama antara pengusaha dan petani kelapa untuk memastikan pasokan kelapa untuk kebutuhan industri lokal tetap terjaga. Dengan pengaturan distribusi yang lebih baik, Wahyu berharap sektor kelapa dapat terus berkembang tanpa mengorbankan kebutuhan pasar lokal, sehingga perekonomian daerah tetap stabil dan berkembang.
Usulan Kenaikan Pajak Ekspor Kelapa
Sebagai langkah konkret untuk mengatur ekspor kelapa, Wahyu Wahyudin juga mengusulkan agar pemerintah pusat menaikkan tarif pajak ekspor kelapa bulat. Dengan demikian, ia berharap dapat tercipta keseimbangan antara keuntungan ekspor dan pemenuhan kebutuhan domestik, serta menjaga kestabilan harga di pasar lokal.
Dengan adanya langkah-langkah tersebut, diharapkan sektor kelapa di Kepri bisa terus berkembang, tanpa mengabaikan kebutuhan masyarakat dan industri lokal.